Kemeriahan Road To Soundrenaline 2017 Di Kota Cirebon
Tanggal 22 Juli 2017 menjadi hari yang sakral bagi para penikmat musik di kota Cirebon, ribuan orang tumpah ruah di lapangan makorem 063 Sunan Gunung Jati, tempat dibaptisnya acara Road To Soundrenaline, sebuah rangkaian pesta musik dan sub kultur dalam rangka menyambut gelaran festival musik akbar Soundrenaline di Bali September mendatang.
Gate dibuka pukul 4 sore, seperti biasa tipikal anak muda kota Cirebon masih malu-malu untuk datang ke acara musik di jam- jam matahari masih menyengat. Suar dan Temaram yang dibaiat untuk menjadi band pembuka menuntaskan setlist dengan cukup rapi. Giliran Puppyhansen mengambil alih panggung, band dirty rock yang membranding dirinya sebagai band qasidah ini membawakan 3 lagu andalan; Kau Mabuk, Monolog seorang Ibu dan yang paling mutakhir adalah Dinamit, sayang beberapa kali microphone sang vokalis mengalami masalah, sehingga Ricky terlihat kurang maksimal mengimami jemaatnya. Toreh, band kawakan asal kota Cirebon yang memiliki fans fanatik cukup banyak,menjadi penampil ketiga menutup sesi 1.
Di sesi kedua Road To Soundrenaline kali ini, crowd mulai memenuhi lapangan makorem, booth interactive seperti games, community dan market place mulai dipadati para pengunjung. Beberapa pengunjung nampak antusias berswafoto untuk mendapatkan merchandise gratis Soundrenaline. Tepat pukul 20.00 MC membuka sesi 2 dengan memanggil Hanyaterra. Tedi, Ami, Aaf dan Iwan berhasil menggiring crowd menyesaki shaf depan. Monolog panjang penuh deru dikumandangkan sang orator Hanyaterra membuai penonton yang kagum akan amunisi band lokal yang patut diperhitungkan ini. Mereka cukup berpengalaman dalam hal produksi panggung besar, gimmick-gimmick panggung dan stage act Tedi Cs. menuai decak kagum para penonton yang hadir malam itu. Sayang setlist berakhir anti klimaks, show director harus menghentikan mereka di lagu kedua karena rundown yang cukup molor.
Tiba giliran Rocket Rockers mengambil alih podium. Rocket Rock Friends yang dikenal militan, mengambil posisi terbaik untuk melihat band pujaannya lebih dekat. Aska sudah sangat terlatih dalam komunikasi panggungnya, beberapa kali dia menyebutkan makanan khas kota Cirebon seperti Empal Gentong, Nasi jamblang dan Sega lengko untuk membuatnya lebih akrab dengan fans nya. Secara keseluruhan mereka bermain hampir tanpa cela.
Jam mulai menunjukan pukul 22.00 namun crowd nampak tetap istiqomah, hanya beberapa bar shaf depan mulai meninggalkan barisannya seakan mempersilahkan Insurgent Army (sebutan untuk fans The SIGIT) untuk berganti posisi. Visual panggung dan lighting-set yang sudah di program sedemikian rupa menyambut brand moment seakan menjadi pertanda acara puncak akan segera dimulai. Satu persatu personil The SIGIT menempati posisinya, Rekti sang imam jemaat Insurgent Army langsung menghentak panggung tanpa basa-basi. Distorsi Detourn menyapa para army yang kehausan, nomor-nomor penting
di album Visible Idea of Perfection dan Detourn bergemuruh di lapangan makorem malam itu. Crowd bagian depan terlihat beberapa kali melakukan crowd surfing merayakan penantian lama mereka. Rekti Cs. menutup set dengan membawakan Black amplifier yang diamini oleh para jemaatnya. Malam itu, The SIGIT menunjukan kalibernya sebagai band papan atas dan tampil sangat maksimal dengan sound yang sagat rapi.
Gelaran Road To Soundrenaline di Cirebon berlangsung dengan sangat meriah, dan mendapat banyak respon positif dari para audiens yang datang. Semoga tahun depan Cirebon kembali mendapat kesempatan menjadi tuan rumah dengan konten yang lebih segar. Sampai jumpa di Soundrenaline Bali, September mendatang. (Irfan Hermawan)