Art & Bali 2025 Siap Hadir di Nuanu Creative City, Bawa 150 Seniman dan 18 Galeri Internasional
Bali bersiap menjadi pusat perhatian dunia seni dengan hadirnya Art & Bali 2025, sebuah art fair internasional berkonsep unik yang akan berlangsung di Nuanu Creative City pada 12-14 September mendatang. Edisi perdana ini menghadirkan 18 galeri, lebih dari 150 seniman, 50 program, serta berbagai peluncuran penting dalam format pameran, pertunjukan, percakapan, hingga rangkaian After Dark yang merayakan seni dan budaya. Hari pertama acara akan dibuka khusus untuk tamu VIP.
“Art & Bali adalah undangan untuk terhubung, berkolaborasi, dan membangun ekosistem seni di Bali, sambil menyatukan nilai seni budaya dan komersial,” ujar Kelsang Dolma, Director Art & Bali. Hal senada diungkapkan Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City. “Nuanu dibangun untuk menjadi rumah ide dan kreativitas. Art & Bali mewujudkan visi itu dengan mengajak dunia datang ke Bali dan merasakan seni serta budaya yang membawa dampak.”
Peserta internasional dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, hingga Spanyol akan turut serta. Galeri yang terlibat di antaranya Santrian Art Gallery dengan dialog tradisional Bali yang dibawa ke ranah kontemporer, Asia Pacific Print Club yang kuat di bidang printmaking, serta Feb Gallery Tokyo dengan eksplorasi budaya lintas batas. Turut hadir pula Art Agenda, Bagia Art Space, Bill Mohdor Studio, CONNEC ART, Dalam Seniman, Kotak: Art Collective, LAKU Art Space, Lucy Dream Art, N-CAS ISI BALI, Purga Artspace, RUANG//, Spacecraft Gallery, Superlative Gallery, Umah Seni Shibumi, dan Waworuntu Gallery.
Momen penting lainnya adalah kehadiran instalasi monumental terbaru dari Heri Dono, salah satu maestro seni kontemporer Indonesia, yang untuk pertama kalinya dipamerkan di Bali. Kehadirannya menegaskan komitmen Art & Bali dalam menghubungkan dialog global dengan akar kreativitas lokal.
Nuanu juga memperkenalkan Art Collectors Pass, eksklusif bagi pemilik rumah di Nuanu Real Estate. Pass senilai USD 2.000 ini dapat digunakan sebagai kredit untuk membeli karya seni, disertai layanan konsultasi pribadi serta akses VIP ke acara seni budaya utama. Inisiatif ini diharapkan membangun komunitas kolektor seni sekaligus memperkuat ekosistem budaya di Bali.
Selain pameran, art fair ini juga menjadi momentum peresmian Menara THK Fase II, rancangan arsitek Arthur Mamou-Mani bersama seniman Bali Chiko. Landmark budaya ini terinspirasi filosofi Tri Hita Karana tentang harmoni manusia, alam, dan Tuhan, serta akan terintegrasi dengan aplikasi web interaktif.
Hadir pula pameran Terra Nexus yang dikurasi oleh Mona Liem, kurator Indonesia berbasis di Swiss. Menampilkan 30 seniman dari dalam dan luar negeri, pameran ini mengeksplorasi pertemuan seni, sains, dan lingkungan melalui media imersif, ruang VR, hingga karya eksperimental. “Saya berharap satu kata yang dibawa pulang pengunjung adalah kebaruan,” kata Mona Liem.
Daftar seniman yang terlibat mencakup nama-nama besar seperti Goenawan Mohamad, Heri Dono, Nasirun, Ivan Sagita, Popomangun, Satya Cipta, hingga kolaborasi unik Tulola Jewelry oleh Sri Luce-Rusna, Happy Salma, dan Franka Makarim. Mereka tampil berdampingan dengan seniman internasional seperti Alodia Yap, Jana Schafroth, dan Valerio Vincenzo, serta pemenang J+ Art Awards: Geddi Jaddi Membummi, I Made Teler, dan Susur Galur Collective.
Selama tiga hari, lebih dari 50 program akan digelar, mulai dari diskusi dan panel dengan tokoh regional maupun internasional hingga lokakarya tekstil, printmaking, dan praktik kreatif. Setiap senja, Nuanu akan dipenuhi pertunjukan cahaya, musik, dan gerakan yang dilanjutkan dengan konser eksklusif, set DJ, hingga pertunjukan cahaya di bawah bintang.
Sebagai penutup, Art & Bali menegaskan komitmennya pada keberlanjutan. Alih-alih menggunakan dinding pameran sementara yang sekali pakai, seluruh stan dibangun dengan rangka baja galvanis dan panel MDF yang bisa digunakan kembali di edisi berikutnya. Langkah sederhana ini menjadi pengingat bahwa kreativitas dan tanggung jawab lingkungan dapat berjalan beriringan, bahkan dalam sebuah pameran seni berskala internasional.